Ngopi bersama Eighters #2 : “Sawit = Pelangi……..Alangkah Indahnya ??

Ngopi bersama Eighters #2 : “Sawit = Pelangi……..Alangkah Indahnya ??

Assalamualaikum wr wb

Pagi ini sambil menikmati perjalanan dari rumah saya di Bogor menuju Gunung Mas, karena saya ada janji meeting dengan Pak Kapolres Bogor dilanjut membahas tentang rencana ke depan terkait dengan unit agrowisata Gunung Mas Bersama-bersama pak GM Wilayah II – Pak Agung, Manager kebun Gedeh – Pak Mulyadi dan manager Agrowisata – Mas Reza, saya ingin Ngopi (Ngobrol Pagi) bareng para Eighters berbicara tentang komoditi sawit PTPN 8.

Beberapa hari lalu saya mengikuti meeting dengan teman-teman PTPN holding, RPN dan PTPN III membahas rencana kerja sama operasi (KSO) tanaman kelapa sawit antara PTPN 3 dengan PTPN 8. Dengan kemajuan teknologi saat ini meeting bisa dilakukan secara hybrid (online sekaligus off line)  pak Wispramono – Senior Executive Vice President Operasional 2 PTPN 8 yang khusus menangani Operasional karet dan sawit saya minta hadir langsung di Medan, kebetulan beliau sedang menjalankan dinas di Medan.  KSO ini dimaksudkan untuk menjadikan produk kelapa sawit PTPN 8 bisa mengejar ketertinggalannya dibandingkan saudara-saudaranya yang sudah sangat expert di perkelapasawitan di Medan.

Sebagaimana sudah dipesankan oleh Komandan tertinggi PTPN Holding – Bapak Abdul Ghani, komoditi sawit PTPN 8 ini diharapkan akan memberikan kontribusi yang lebih optimal dalam mendukung kinerja PTPN holding. Ibarat sebuah orchestra alat-alat musiknya harus di fine tuning atau bahasa gaulnya di setem dulu agar menghasilkan symphoni yang indah. Sehingga jangan sampai PTPN 8 menyumbangkan (membuat sumbang) Orchestra yang dikonduktori oleh pak Ghani.

Bisa dimaklumi mengapa beliau sangat concern terhadap keberhasilan KSO ini, karena alat musik (komoditi sawit) yang dimainkan oleh para Eighters ini sudah keluar dari partitur sehingga harus cepat diperbaiki lagi agar back on the track. Salah satu indikatornya produktivitas TBS hanya berkisar di angka 12,9 ton/ha yang tentu sangat memprihatinkan,  jalan panen tidak ada kalaupun ada itupun sudah seperti kubangan, pemupukan minim, jarak antara kebun dengan pabrik jauh sehingga ongkos angkut menjadi mahal, jumlah pohon per hektar di bawah standar, pabrik sering batuk-batuk  dan masih banyak lagi infrasturktur yang tidak sesuai standar. Tentu saja Pak Dirut Holding melihat ini ibarat Velentino Rossi disodori motor bebek, untuk ikut Motor GP. Kumaha carana meunang euy. Bagaimana bisa Juara…

Namun bagi para Eighters, kelapa sawit ini merupakan alat musik utama sebagai penyelamat cash flow perusahaan meskipun kondisinya kurang baik, kontribusi pendapatannya tertinggi dibandingkan dengan 2 komoditi lainnya yakni karet dan teh. Sehingga para Eighters memandang sawit PTPN 8 ini seperti memandang Pelangi sambil menyenandungkan lagu masa kecil “Pelangi-pelangi….Alangkah Indahnya.”. Terus terang ada nuansa was-was dari para Eighters Pelanginya akan hilang….karunya eta teh.

Nah agar selalu tetap “…Kulihat Pelangi di Matamu….”, dalam beberapa kesempatan, pak Wis selalu memberikan pengertian kepada para Eighters yang khusus nangani sawit, KSO ini tidak akan kehilangan Pelangi kita kok, kita masih bisa memandang indahnya Pelangi kita.…. justru yang ada Pelangi kita kelak akan lebih indah dan lebih berwarna setelah dipermak oleh Saudara sekandung kita yakni PTPN III. Tugas para Eighters lah untuk menjaga dan merawatnya kelak…

Sekarang kita harus mengakui bahwa ada yang lebih ahli, ada yang lebih baik, ada yang lebih kompeten dari kita, dan kita beruntung bahwa itu adalah saudara kandung kita sendiri. KSO disuatu perusahaan adalah hal yang lumrah, lazim dan wajar, bukan hal yang tabu apalagi haram. Banyak contoh bahwa perusahaan yang tadinya terpuruk menjadi maju, menjadi Multi National Company karena menggandeng mitra yang tepat dan handal. PTPN III sudah membuktikan diri sebagai pengelola sawit yang reputable. Saatnya kita refokus kepada komoditi andalan PTPN VIII lainnya yang juga pernah berjaya di masa lalu.

Oleh karena itu, saya mengajak para Eighters untuk jangan hanya fokus pada kelapa sawit, kita masih punya peralatan musik lain yang bisa dimainkan dengan indah bila kita kreatif dalam menciptakan berbagai macam bunyi yang selaras. Dengan team work yang solid dan kreatif, berbagai macam alat musik tadi akan menciptakan harmony dan symphoni yang jauh lebih indah lagi. Seperti Si Alip Ba Ta – sang Youtuber fenomenal yang dikagumi oleh musisi internasional karena bisa menciptakan berbagai nada dari satu alat musik yakni gitar. Apalagi bila sudah mendengar saat Alip Ba Ta memainkan musik Queen “Bohemian Rapsody” atau “Sweet Child of mine” nya Gun and Roses, hanya dengan satu alat musik seolah-seolah kita mendengar konser musik lengkap.

Areal konsesi PTPN 8 khususnya teh banyak diincar orang-orang berduit untuk dikembangkan menjadi bisnis yang lebih bernilai dan kekinian,  jangan sampai kita hanya menjadi penonton atau penikmat atau tamu, kita harus ikut terjun didalamnya, mengubah mind set kita. Kita buat kurva baru, jangan berkutat dengan kebiasaan lama yang terbukti never ending story kerugian kita. Jangan lagi berlayar di Samudera Merah (Red Ocean), masih terbentang luas Samudera Biru (Blue Ocean) yang menunggu untuk kita jelajahi dengan perahu kita. Sebagai contoh  Kabupaten Subang yang sedang menggeliat saat ini menjadi kota wisata dan kota industri harus dapat kita manfaatkan dengan keberadaan areal teh dan karet kita disana,  jangan sampai kita ketinggalan momentum, jangan sampai seperti  Pondok Indah atau Serpong dimana kita hanya bisa melihat gemerlapnya saja.

Dengan berbagai kreativitas dan inovasi, saya sangat yakin para Eighters akan menciptakan Pelangi-Pelangi baru yang jauh lebih indah dipandang, masih terbuka peluang yang sangat lebar untuk menciptakan Pelangi dari teh maupun karet…..jangan terpaku pada kondisi perusahaan saat ini yang sedang menghadapi banyak tantangan dan didera berbagai kesulitan. Para ahli manajemen dan para entrepreneur yang sukses selalu mengatakan bahwa setiap tantangan adalah peluang.

Jangan berkecil hati jika kita masih banyak mengalami kesulitan. Bukankan Allah SWT berfirman dalam Al Quran yang bahkan disampaikan secara berulang:

 

فَإِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا , إِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا

 

“Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan”. (QS Al-Insyirah : 5-6)

Ayoo kita buktikan, kita sebagai para Eighters harus  penuh semangat – ibarat petinju kita mesti bertarung dengan tipe Fighter – penuh kreativitas apalagi dengan landasan nilai AKHLAK, Inshaa Allah PTPN 8 akan jauh lebih indah dipandang dan lebih adem serta nyaman …..

Ditangan generasi muda para Eighters inilah kelak yang akan menjadi para Riders melakukan estafet menjalankan roda perusahaan menuju garis finish yang diidam-idamkan. Anda lah kelak yang akan menggantikan Valentino Rossi, anda lah Marq Marquez, Dovizioso, Lorenzo dan enta siapa lagi sekarang yang sudah mulai berpacu di Sirkuit. Dan jangan sampai anda ketemu motor bebek lagi….

Semoga Allah SWT selalu membimbing dan meridhoi kita semua.. Aamiin YRA.

Wassalamualaikum Wr. WB

 

Gunung Mas, 7 Februari 2022

Didik Prasetyo

 

Share this post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *