Ngopi Bareng Eighters #4 . Satgassus PTPN VIII yang berjiwa Fighters layaknya 300 Prajurit Spartan

Ngopi Bareng Eighters #4 . Satgassus PTPN VIII yang berjiwa Fighters layaknya 300 Prajurit Spartan

Assalamualaikum wr wb

Selamat pagi para Eighters, hari ini sambil menyeruput secangkir teh Walini di rumah Bandung ditemani dengan bergedel kentang bikinan pak Endang, saya mau mengajak para Eighters untuk ngobrol-ngobrol soal masa depan PTPN 8.

Dalam suatu wawancara di podcast Helmy Yahya, Prof. Rhenald Kasali mengatakan bahwa menghadapi perubahan adalah keniscayaan dan manusia yang tidak mau berubah niscaya akan punah atau Bahasa gaulnya “Change or Die”, apalagi bisnis ke depan akan ditandai dengan kemajuan teknologi dan perubahan prioritas konsumen yang lebih memilih kecepatan dan Kesehatan.

PTPN 8 sebagai pelaku bisnis di dunia perkebunan juga menghadapi apa yang dikatakan oleh Prof. Rhenald Kasali tersebut dunia perkebunan sudah berubah dibandingkan dengan 5 atau 10 tahun yang lalu. Pada tahun 1990 an jumlah penduduk Indonesia menurut Rhoma Irama dalam lagunya “seratus tiga puluh lima juta …..penduduk Indonesia…..” Saat ini diakhir 2021 Dirjen Dukcapil Kementerian Dalam Negeri merilis data jumlah penduduk Indonesia sudah menyentuh di angka 273,8 juta jiwa lebih….naik 2,5 juta jiwa dibandingkan dengan tahun 2020. Apabila rata-rata kenaikan jumlah penduduk Indonesia sebanyak 2 juta jiwa per tahun maka di tahun 2030 jumlah penduduk Indonesia diprediksi akan mencapai 300 juta jiwa. Melihat pertumbuhan penduduk yang sangat pesat tersebut menimbulkan berbagai konsekuensi baik langsung maupun tidak langsung kepada PTPN 8. Yang langsung dirasakan adalah tingginya tingkat pencurian produksi dan desakan kebutuhan akan lahan yang marak dan terjadi dihampir seluruh kebun yang dikelola oleh PTPN 8.

Oleh karena itu, disela-sela pertemuan dengan SP Bun PTPN VIII di Pangandaran, saya sempat ngobrol-ngobrol dengan Eighters Dedi Kusramdani Manajer Kebun Malabar, beliau menceritakan bagaimana tinggi dan maraknya okupasi lahan di daerah Pengalengan untuk ditanami Kentang, Strawberry, Kool atau dijadikan Warung-warung kecil. Sebagai Eighters yang berjiwa Fighters, Kang Dedi membentuk Satgasus di Kebun Malabar untuk menangkal dan menekan tingginya penjarahan lahan di sana. Sepulang dari Pangandaran saya minta kepada  SEVP Business Support – Pak Hariyanto untuk membentuk suatu struktur organisasi baru yang khusus menangani Pengamanan Asset dan Gangguan Usaha Perkebunan atau Perwira Pengaman dari Militer atau Kepolisian. Pak Hariyanto menyampaikan bahwa Struktur Organisasi yang kita bentuk harus mengacu pada peraturan Direksi Holding PTPN III yang menyatakan struktur organisasi BoM Minus One tidak boleh lebih dari 8 +1 unit, namun beliau sangat setuju kalau diperlukan Personal in Charge atau PIC yang khusus menangani Pengamanan Aset dan Gangguan Usaha Perkebunan. Jawaban beliau membuat saya merenung sejenak setahu saya Struktur Organisasi Perusahaan dalam teori manajemen merupakan “Tools” untuk mencapai tujuan organisasi. Dari sini saya baru “ngeh” mengapa areal tanaman TM PTPN VIII dari tahun-ketahun makin menurun sehingga dari total areal konsesi seluas 113.958,34 Ha pada tahun 2021 areal tanamannya lebih kecil dibandingkan areal non tanamannya, perbandingannya 46 : 54. Bisa dimaklumi kalau tenaga dan pikiran para manajer kebun menjadi terpecah menangani teknis dan non teknis. Mungkin non teknisnya menyita waktu manajer lebih dari 80% sehingga teknisnya menjadi kedodoran dan pada gilirannya produksi teh,karet maupun kelapa sawit makin lama-makin menurun, kualitas makin lama makin menurun, inefisien baik di kebun maupun di pabrik karena tidak ada tools bagi mereka untuk menangani urusan-urusan non teknis tersebut. Kantor Direksi sudah “pasrah bongkokan” terkait dengan areal kebun yang dikelola oleh manajer, sehingga kalau manajernya berjiwa militan seperti Prajurit Spartan dalam film “300” (2006) maka gangguan perkebunan bisa dikendalikan tapi kalau manajernya berjiwa “obbie mesakh”  tidak heran  lahan teh berubah menjadi kentang atau kol didepan kantor afdeling bahkan dipinggir jalan menjadi pemandangan yang biasa jiwa Plantersnya tidak terusik sedikitpun atau yang lebih parah manajer yang jiwanya seperti “Gordon Gecko” dalam film Wallstreet (1987) ikut-ikutan “nyerobot” pakai aji mumpung. Mumpung Kantor Direksi ngga care, ya kita ikut nanam kentang, kol, strawberry dan lain-lain.  Tapi saya yakin para Eighters  tidak ada yang berjiwa seperti Gordon Gecko yang disimbulkan sebagai orang serakah yang tidak terkendali, kalaupun ada itupun hanya Oknum bukan Eighters.

Saya melihat bahwa urusan mempertahankan areal kebun ini sudah menjadi kebutuhan mendesak dan tidak boleh dihalangi oleh aturan-aturan yang kaku, maka dibentuklah Project Manager (p.m) yang sifatnya ad Hoc untuk menangani pengamanan asset dan gangguan usaha perkebunan supaya bisa mensupport para manajer di kebun. BoM sepakat menunjuk Kang Dedi Kusramdani sebagai PiC tersebut. Hal ini bisa saya buktikan pada saat kunjungan saya di Kebun Malabar, Satgassus baru saja mencabut Plang-plang pendudukan lahan di Kebun di daerah Pengalengan.

Harapan BoM, Kang Dedi segera melakukan copy paste Satgassus yang dibentuk di Kebun Malabar ke seluruh Kebun yang dikelola oleh PTPN VIII. Sarana dan prasarana yang dibutuhkan termasuk Jobdes disiapkan agar Kang Dedi bisa bekerja dengan baik. Targetnya minimal areal okupasi di kebun tidak bertambah syukur-syukur areal yang diokupasi bisa Kembali dikelola oleh PTPN VIII.

Setelah ditunjuk sebagai p.m. yang khusus menangani saya minta Kang Dedi menyampaikan rencana kerjanya dan apa saja yang dibutuhkan agar tugasnya dapat berjalan dengan baik. Saya diperlihatkan video saat GM Wilayah III – Pak Yogi, memberikan pembekalan kepada seluruh Eighters di kebun untuk mempertahankan areal yang dikelola dari gangguan. Saya jadi ingat film “300” saat Leonidas Sang Raja Spartan memberikan semangat kepada 300 prajuritnya untuk mempertahankan wilayahnya dari serangan pasukan Persia sebanyak ratusan ribu prajurit yang dipimpin oleh Xerxes. Penuh Kekuatan, penuh keberanian, penuh semangat dan tidak ada tempat bagi yang lemah. Demikian halnya dengan Satgassus PTPN VIII, mereka harus berjiwa militan, kuat, berani dan berjiwa fighters dalam mempertahankan “tanah air” PTPN VIII sebagai sawah ladang mata pencaharian mereka.

Rencana yang sangat baik dengan tagline “Cekal NoBad”, semangat Kang Dedi sangat menyala-nyala untuk menjalankan tugasnya tersebut. Oleh karena itu saya berjanji akan memenuhi sarana prasarana yang dibutuhkan oleh Tim P4 dalam menjalankan tugasnya. Bila perlu dikasih seragam khusus seperti Bansernya Ansor ditambah pelatihan bela diri dan Pendidikan mental lainnya.

Selamat Bekerja para Satgassus….jadilah Prajurit Spartan yang Berani, Kuat, Tegar dan Taktis………sekali lagi URRAAAAA…….!!!!!!!

Semoga Allah SWT meridhoi dan memberkahi kita semua

 

Geger Kalong, 27 Maret 2022

 

Share this post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *