Ngopi Bareng Eighters#7. “Melupakan Lelah dan Dahaga di Bulan Penuh Berkah…” Safari Ramadan BoM PTPN 8

Ngopi Bareng Eighters#7. “Melupakan Lelah dan Dahaga di Bulan Penuh Berkah…” Safari Ramadan BoM PTPN 8

Assalamualaikum Wr. Wb.

Salam Planters….. Hallo para Eighters Tangguh, hari ini sepulang dari Safari Ramadan ke empat di hari  ke enam belas  bulan Ramadan 1443 H, saya ingin berbagi cerita suka duka para Eighters di lapangan.

Sudah menjadi kebiasaan saya ketika diperankan menjadi pimpinan perusahaan, di bulan Ramadan yang penuh berkah ini selalu saya manfaatkan untuk melakukan safari ke unit-unit usaha. Kemasan acaranya bisa macam-macam. Ngabuburit lanjut dengan buka puasa bersama atau saur bersama,  tausyiah, ririungan dan banyak lagi yang bisa di-create  untuk mengisi Ramadan berkah ini sambil menimba hikmah yang melimpah di dalamnya.

Tradisi yang baik ini juga dijalankan hampir di semua perusahaan BUMN seperti yang bisa kita simak lewat medsos, termasuk di PTPN 8. Seperti tahun-tahun sebelumnya setiap bulan Ramadan, Direksi   atau saat ini Board Of Management (BoM) juga mengadakan kegiatan Safari Ramadan dengan mengunjungi kebun-kebun sambil berbagi cerita dengan para ujung tombak perusahaan. Berbagi suka duka, menampung curhat para Eighters Tangguh yang bertugas di garda terdepan, para asisten afdeling kebun-kebun PTPN 8. Inilah Me Time antara BoM dan para Eighters di lapangan…..!

Safari Ramadan pertama saya mulai di Kebun Batulawang – Kabupaten Banjar, bersama-sama dengan pak SEVP Operation I – Pak Dian dan para Pejabat Puncak PTPN 8 lainnya.

Saya menyempatkan diri untuk mendengarkan curhatan para asisten afdelling dalam menjalankan tugas mereka sehari-hari banyak juga yang sampai “Baper” atau Bawa Perasaan.  Hari itu Saya menghabiskan malam dengan menginap di mess Kebun Batu Lawang yang sangat besar itu. Biasanya mess PTPN pastilah eks jaman Belanda, namun mess Batulawang ini berbeda. Informasinya Batulawang adalah eks kebun Kakao, jadi messnya bukan eks Belanda namun eks Perancis. Bukan diwariskan oleh Meneer, tapi Monsieur………Demikian penjelasan dari pak GM Wilayah IV yang sekaligus sebagai Ketua SPBUN PTPN 8 – Pak Haji Dinni atau biasa dipanggil Abi.

Sambil ngabuburit – menunggu waktu berbuka puasa –  kita melakukan “ririungan”. Tentu saja  tidak dengan ngopi atau ngeteh atau ngudud ya karena puasa.  Dari diskusi dengan para ujung tombak Eighters Batulawang tersebut terungkap bahwa sebagian besar mereka ingin diberikan dukungan pemahaman mengenai permasalahan legal, khususnya yang terkait dengan HGU. Permasalahan utama yang dihadapi adalah masalah-masalah non teknis terutama maraknya penggarapan lahan HGU oleh pihak-pihak eksternal semoga tidak ada pihak Internal yang ikut-ikutan….

Permasalahan terbesar kedua adalah minimnya biaya pemeliharaan tanaman yang berimbas pada rendahnya realisasi pemupukan maupun penyiangan tanaman. Hal ini bisa dimaklumi karena PTPN 8 selama beberapa tahun ini terbelit masalah likuiditas sehingga harus terus-terusan mengencangkan ikat pinggang. Saking ketatnya ikat pinggang para Eighters jadi lupa Bahagia …he he he..

Safari Ramadan kedua, saya menyambangi kebun Cibungur Kabupaten Sukabumi ditemani oleh pak SEVP-3 – Pak Hariyanto yang menangani Dukungan kegiatan usaha atau bahasa kerennya Business Support.

Kebun ini cukup besar dan komoditi yang dikelola adalah kelapa sawit dan karet. Tanaman kelapa sawitnya cukup banyak yang masih muda atau masih TBM. Menurut bu Lena – Manajer Kebun Cibungur, permasalahan utama yang dihadapi oleh Kebun Cibungur ini mirip dengan kebun-kebun lainnya yakni maraknya penggarapan lahan yang perlu disikapi dengan bijak.

Sebelum ke kebun Cibungur saya menyempatkan mampir di Kebun Pasir Badak dan mampir di Mess Tenjoresmi yang dikelola oleh unit Agrowisata PTPN 8 di daerah Pelabuhan Ratu. Di Mess Tenjoresmi saya menyempatkan mampir ke Gedung tahan gempa yang dibangun oleh organisasi-organisasi internasional. Sayangnya bangunan yang bagus tersebut tidak terawat sehingga kondisinya cukup memprihatinkan. So sad…..!.  Setelah dari mess saya mengunjungi areal tertinggi di Kebun Pasir Badak yang juga dimanfaatkan untuk paralayang, dari sini kita bisa melihat pemandangan pantai Pelabuhan Ratu dari ketinggian sungguh sangat indah areal yang sangat

Setelah dari mess saya mengunjungi areal tertinggi di Kebun Pasir Badak yang juga dimanfaatkan untuk paralayang, dari sini kita bisa melihat pemandangan pantai Pelabuhan Ratu dari ketinggian sungguh sangat indah areal yang sangat berpotensi untuk dimanfaatkan tidak hanya sebagai kebun karet namun juga area wisata.

Safari ramadan ke tiga saya meluncur ke kebun Mira Mare Kabupaten Garut yang letaknya tepat di pesisir pantai selatan. Dalam safari Ramadan ke tiga ini saya ditemani pak Wis – SEVP Operation II.

Setelah melalui jalan yang berkelak-kelok, naik turun, tepat jam 12 siang saya sampai di Kebun Mira Mare. Sebelum tiba di Kebun Mira Mare, saya menyempatkan diri untuk mampir di Kebun Buni Sari Lendra yang jaraknya hanya sepelemparan batu dari Kebun Mira Mare. Dari situ saya melihat bahwa kebun karet yang dikelola oleh PTPN 8 medannya cukup berat, relatif berbukit dan bergelombang sehingga saya membayangkan para penyadap karet di sana perlu tenaga ekstra keras untuk menghasilkan jumlah produksi yang sama dibandingkan dengan kebun-kebun karet di wilayah Subang dan sekitarnya.

Dalam pertemuan dengan para Eighters di Mess Mira Mare, saya menanyakan apa kira-kira mimpi para Eighters disana.  Ternyata diperoleh jawaban bahwa ”salah satu mimpinya adalah mereka ingin bekerja dalam situasi yang nyaman, PTPN 8 bisa untung lagi”…..dan ternyata juga bukan hanya itu, masih banyak mimpi lain  yang baik-baik disana.

Namun permasalahan yang dihadapi khususnya yang non teknis cukup banyak menyita waktu mereka. Itupun masih ditambah dengan masalah teknis yakni minimnya biaya pemeliharaan tanaman sehingga kondisi tanaman  menjadi merana disamping kondisi pabrik maupun emplasemen yang kurang terpelihara.

Namun hal ini sangat berbeda saat dalam perjalanan pulang dari Mira Mare saya sempatkan mampir di Kebun Cisaruni. Meskipun saya datang jam 23.00 nyaris tengah malam, saya mendapati masih ada Eighters yang bekerja keras di unit layuan pabrik teh Cisaruni dan saya melihat wajahnya rata-rata masih semangat tinggi. Lebih surprise lagi saat melihat kondisi pabriknya yang sangat bersih. Appresiasi yang tinggi dan jempol dua saya berikan kepada pak GM Wilayah IV – pak Haji Dinni dan pak manajer – Pak Dadang dan seluruh jajaran Eighters dibawahnya atas kepeduliannya kepada lingkungan tempatnya bekerja. Ini wujud dari kecintaan para Eighters pada perusahaan.

Safari Ramadan keempat, tujuan saya adalah kebun Panglejar Kabupaten Bandung Barat juga ditemani pak Wispramono – SEVP Operation 2, merupakan salah satu kebun yang tadinya sebagian besar akan dimanfaatkan sebagai TOD (Transit Oriented Development) Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) namun karena berbagai pertimbangan yang lebih logis menjadi dibatalkan. Areal ini sudah 4 tahun terombang-ambing seolah-olah tidak bertuan sehingga pada saat saya kunjungan ke lapangan areal tersebut menjadi semak belukar dan banyak yang berubah dari kebun teh menjadi kebun singkong, atau tanaman-tanaman lainnya yang dikerjakan oleh para penggarap. Hal ini karena lambatnya keputusan terkait dengan pemanfaatan areal PTPN 8 seluas 1.270 ha tersebut.

Sebelum sesi curhat antara BoM dengan para Eighters, saya sempet menceritakan tulisan Pak Ignatius Jonan yang berjudul “Selamat Datang Masa Depan, Persiapkan anak anak kita” yang intinya menceritakan bahwa dunia sudah sangat berubah dengan adanya era disruption ini. Datangnya pun tidak bisa kita prediksi namun kemungkinan besar adalah lebih cepat dari yang kita duga. Siapa yang menyangka Matahari, Giant, Ramayana yang dulu selalu ada di Mall-mall saat ini sudah mulai tidak nampak lagi batang hidungnya, yang tersisa saat ini adalah merk “Uniqlo”. Itu pun karena disokong oleh  menjamurnya budaya K-Pop diseluruh dunia yang digandrungi oleh anak-anak muda dunia termasuk anak-anak muda Indonesia. Tidak lama lagi menurut pak Ignatius Jonan, mobil yang berbahan bakar fosil (Bensin atau Solar) akan  tinggal kenangan bahkan mungkin saat anak cucu kita lahir, mereka hanya akan menjumpai mobil-mobil tersebut terpajang  di Gedung musium otomotif karena sudah digantikan dengan mobil listrik. SPBU akan tinggal kenangan digantikan oleh SPLU, pengemudi atau sopir akan kehilangan pekerjaan karena hampir semua mobil nanti akan otomatis sehingga tingkat kecelakaan menurun drastis. Hal ini mengakibatkan asuransi mobil menjadi kehilangan pasarnya.

Di dunia perkebunan disruption juga melanda meskipun tidak sekuat dunia bisnis lainnya, salah satunya adalah berubahnya selera pasar teh dunia maupun nasional. Hal ini ditandai dengan semakin menurunnya harga teh produksi kita karena selain juga karena berubahnya selera pasar yang lebih mengedepankan cara penyajian maupun produk yang lebih simple namun berkualitas tinggi ditambah dengan unsur-unsur kesehatan. Para Eighters sudah menyadari hal tersebut sehingga tanggal 12 April kemarin telah lahir produk diverensiasi teh yang baru berupa Sirup Teh Walini. Khusus untuk prospek pasar Sirup Teh Walini ini saya ingin menceritakan di Ngopi Bareng Eighters berikutnya.

Kembali ke cerita curhatan para Eighters, Saya sampaikan bahwa kondisi seperti ini sebenarnya akibat dari kita-kita juga. Kenapa?  Karena kita mungkin tidak meniatkan bekerja sebagai ibadah, kedua mungkin kita kurang bersyukur, ketiga barangkali kita juga kurang mencintai perusahaan dan terakhir kita kurang peduli. Oleh karena itu saya meminta kepada para Eighters tangguh PTPN 8 untuk mulai melakukan hal-hal sebagai berikut:

Pertama, mulai saat ini dan mulai dari diri kita sendiri meniatkan bahwa bekerja di PTPN 8 adalah sarana untuk memupuk pundi-pundi amal ibadah, mari kita jadikan PTPN 8 sebagai tempat ibadah kita sehingga kita selalu tergerak untuk menjaga kesuciannya.

Kedua, saya mengajak semua Eighters baik yang hadir di Kebun Panglejar maupun dimanapun berada selalu bersyukur atas nikmat yang dilimpahkan kepada kita karena sampai saat ini kita masih bekerja di PTPN 8, bayangkan berapa banyak orang yang kena PHK dimasa pandemi kemarin. Alhamdulillah kita masih bisa berkarya di PTPN 8.

Ketiga, mari kita mulai belajar mencintai perusahaan, karena dengan kita mencintai perusahaan maka kita akan berpikir 1000 kali kalau mau menyakiti perusahaan. Menyakiti perusahaan disini saya maksudkan kita melakukan penyalahgunaan wewenang, mencuri, mark-up dan lain-lain yang sifatnya fraud.

Dan terakhir keempat, saya mengajak seluruh Eighters untuk mulai meningkatkan kepedulian kita mulai saat ini juga dan mulai dari diri sendiri. Bila melihat ada hal-hal yang kurang benar, saya minta tanpa menunggu perintah atau tanpa menunggu anggaran langsung dikoreksi atau diperbaiki. Bila ada lingkungan yang kotor baik di kebun, di emplasemen dan di pabrik tidak usah menyuruh OB untuk membersihkan namun kita sendiri yang membersihkan mulai dari Manajer, Askep, Asisten, staf bahkan sopir.  Bukankah “Kebersihan adalah sebagian dari pada Iman”.  Kebun Cisaruni sudah menerapkan ini, tinggal kebun-kebun yang lain, ayoo para Eighters, baik yang di Teh, Sawit maupun Karet jangan ketinggalan untuk mencintai perusahaan kita ini.   Gunakan ide-ide kreatif di lapangan supaya kita bisa menciptakan suasana kerja yang nyaman, kondusif agar perusahaan ini bisa segera bangkit.

Saya mengajak semua Eighters untuk bekerja keras mewujudkan impian-impian kita, mari kita “melupakan lelah dan dahaga di bulan yang penuh berkah ini”. Mari kita jadikan bekerja adalah ladang ibadah, mari kita bersyukur atas karunia Allah kepada kita, mari kita cintai perusahaan ini sepenuh hati dan mari kita tingkatkan kepedulian kita kepada lingkungan sekitar tempat kita beribadah,  sehingga kita bisa menabung pundi-pundi amal yang pasti akan bermanfaat kelak di akhir hayat kita.   Semoga Allah SWT, meridhoi dan melimpahkan berkah kepada kita semua…aamiin.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Geger Kalong, 18 April 2022

Didik Prasetyo

Share this post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *