Dua BUMN Perkebunan Incar Pasar Teh Domestik

Dua BUMN Perkebunan Incar Pasar Teh Domestik

DESKJABAR – Dua badan usaha milik negara (BUMN) perkebunan yang mengusahakan tanaman teh, yaitu PT Perkebunan Nusantara VIII (PTPN VIII/Jawa Barat-Banten) dan PTPN IV Sumatra Utara,  bersiap memasarkan produk tehnya ke pasar domestik. Mereka mencoba memanfaatkan pasar dalam negeri yang dinilai sebenarnya masih banyak peluang untuk dioptimalkan.

Direktur PTPN VIII, Mohammad Yudayat melalui keterangan tertulis diterima DeskJabar, Rabu, 14 Oktober 2020, menyebutkan, target pemasaran domestik ini diharapkan menjadi  awal mula kebangkitan usaha teh di PTPN VIII khususnya dan Indonesia pada umumnya.  Masyarakat diharapkan dapat menikmati teh berkualitas asli Indonesia, tidak hanya di modern market ataupun tradisional.

PTPN VIII merupakan salah satu anak perusahaan BUMN yang memiliki komoditas Teh terbesar di Indonesia dengan memberikan kontribusi hampir 50% dari total produksi teh di Indonesia.

Salah seorang  Komisaris PTPN VIII Adrian Zakhary, mengatakan,  industri hilir teh pada pasar ritel merupakan salah satu industri yang memiliki potensi bisnis sangat besar. Nilai tambah (added value) yang diberikan juga sangat besar, dimana PTPN VIII memperoleh dukungan dari PT Perkebunan Nusantara III (Persero) selaku induk seluruh PTPN.

Situasi pasar

Hal serupa dilakukan BUMN perkebunan yang berbasis di Sumatra Utara, yaitu PTPN IV yang memastikan menjual bubuk teh produk perusahaan itu ke pasar ritel dalam tahun ini juga (2020).

“Sudah dipastikan penjualan ritel bubuk teh PTPN IV dalam tahun 2020 ini juga. Saat ini, sedang dalam proses,”ujar Corporate Communication PTPN IV, Syahrul Aman Siregar di Medan, dikutip Antara, 5 Oktober 2020.

Dia mengatakan itu saat dikonfirmasi soal rencana penjualan teh PTPN IV ke pasar ritel. Syahrul menyebutkan, untuk tahap awal, bubuk teh yang dijual ke pasar ritel itu dalam dua kemasan yakni 100 gram dan 250 gram.   Kebun Teh PTPN IV ada di Bah Butong dan Tobasari, Kecamatan Sidamanik, Kabupaten Simalungun, Sumut

Direktur PTPN IV Sucipto Prayitno, sebelumnya, mengatakan, harga jual teh di pasar luar negeri belum menggembirakan akibat banyak faktor. Untuk menutupi harga pokok dan mendapat ‘margin’/keuntungan, katanya, korporasi akan melakukan diversifikasi produk dan penjualan teh secara ritel.

Sedangkan dari pihak swasta,  salah seorang tokoh perusahaan perkebunan swasta, Rachmat Badruddin selaku Presdir PT Kabepe Chakra, kepada DeskJabar mengatakan belum dapat memberikan komentar. “Sebab, pasar teh dunia seakan belum kelihatan ada cahaya di ujung terowongan,” katanya.

Share this post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *