PTPN VIII Lestarikan Sungai Citarum dengan Alpukat

PTPN VIII Lestarikan Sungai Citarum dengan Alpukat

NGAMPRAH, (PR).- Perusahaan perkebunan negara PT Perkebunan Nusantara VIII mengembangkan produksi komoditas alpukat, sekaligus upaya optimalisasi lahan pada sejumlah unit kebun. Selain berfungsi ekonomi, pembudidayaan pohon buah-buahan itu juga sekaligus mengembalikan fungsi konservasi kawasan perkebunan bagi lingkungan sekitarnya.

Langkah dilakukan PTPN VIII tersebut di antaranya melalui penanaman komoditas alpukat di Afdeling Rajamandala, Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat yang merupakan bagian dari Kebun Panglejar, Kecamatan Cikalong Wetan, Rabu 10 April 2019. Penanaman secara simbolis dilakukan Direktur Utama PTPN VIII, Wahyu, dihadiri Dana Pensiun Perkebunan, Muspika Kecamatan Cipatat, TNI, Polri, dll. yang sekaligus sebagai Program Peningkatan Ekonomi Karyawan PTPN VIII dan Mendukung Program Citarum Harum.

Penanaman alpukat di Afdeling Rajamandala itu menggunakan varietas lokal, terdiri varietas Miki, Kendil, Hana, Lara, dll, yang ditunjang dibuatnya kebun induk untuk penyediaan bibit tanaman secara mandiri. Acara tersebut sekaligus serahterima 500 bibit tanaman alpukat yang diberikan Dana Pensiun Perkebunan kepada PTPN VIII, khususnya untuk dibudidayakan di Afdeling Rajamandala, yang dilakukan Edwind Sinaga.

Peresmian penanaman alpukat tersebut berlangsung sederhana pada salah satu blok di Afdeling Rajamandala, di tepian Sungai Citarum. Diketahui pula, penanaman pohon-pohon alpukat tersebut juga dilakukan pada lahan-lahan kosong di Afdeling Rajamandala, sebagai optimalisasi lahan perkebunan menjadi lebih mendatangkan manfaat.

Direktur Utama PTPN VIII, Wahyu, mengatakan, secara total di PTPN VIII ada 1.700 hektare lahan yang kondisinya kini berubah menjadi tandus dan terbengkalai. Kondisi lahan-lahan bersangkutan  umumnya berawal digarap masyarakat, sehingga berefek membahayakan Sungai Citarum.

Untuk memulihkan kondisi lahan-lahan bersangkutan, disebutkan, PTPN VIII kembali menanami lahan-lahan yang kondisinya menjadi tandus itu, seperti pada beberapa blok di Afdeling Rajamandala. Sebelumnya, PTPN VIII juga sudah menanami kawasan-kawasan tandus unit kebun di Kecamatan Kertasari, Kabupaten Bandung dengan tanaman kopi, atas dukungan Panglima Kodam III Siliwangi dan Pemprov Jawa Barat.

“PTPN VIII selaku badan usaha milik negara mempunyai peran untuk memperbaiki kualitas air Sungai, termasuk Sungai Citarum.  Pembudadayaan pohon buah-buahan juga diharapkan memberikan hasil yang bagus, karena multimanfaatnya,” ujar Wahyu.

Mengapa menggunakan pohon-pohon alpukat, dikatakan, karena nilai ekonomisnya tinggi, dimana komoditas ini sangat tinggi pula permintaan pasarnya dan harganya tergolong mahal. Pembudidayaan pohon-pohon alpukat juga sekaligus sebagai salah satu upaya mensejahterakan para karyawan, termasuk untuk persiapan masa pensiun.

Menurut Wahyu, khusus bagi yang diperuntukan bagi kesejahteraan karyawan, pembudidayaan pohon buah-buahan, termasuk alpukat ini, dilakukan secara kolektif. Jika dihitung dengan masing-masing lokasi areal per 1.000 meter persegi,  diperkirakan ada populasi 12 s.d 15 pohon, yang diharapkan mulai menghasilkan pada tahun ketiga, dan perkiraan saat berproduksi optimal menghasilkan nilai jual sekitar Rp 14 juta/tahun.

Share this post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *