Kebun Teh Organik, Terobosan Management Kebun Rancabali PTPN VIII

Kebun Teh Organik, Terobosan Management Kebun Rancabali PTPN VIII

Kebun Teh Organik, Terobosan Management Kebun Rancabali PTPN VIII

Bandung, Menurut data dari International Tea Committee, (2020), produsen teh Dunia didominasi oleh Cina dengan produksi 2799 ribu ton kg/tahun, sedangkan Indonesia berada dalam urutan ke-tujuh dengan produksi kurang lebih 129 ribu ton/ tahun.

Kebun Rancabali PTPN VIII yang terletak di Kabupaten Bandung Barat membuat terobosan baru yaitu pembangunan Kebun Teh Organik seluas 48,83 Ha. Sebelum melaksanakan program tersebut, pihak management telah melakukan survey lokasi ke Rancabali Kab. Bandung, Jawa Barat (Blok 22B, 28, 23A, 24A, 25A).

Tujuan pelaksanaan pengembangan teh organik seluas 50 ha di Rancabali adalah sebagai berikut:

  • Mengelola kebun teh dengan menerapkan paket teknologi budidaya teh yang ramah lingkungan.
  • Pemanfaatan lahan secara lebih produktif dengan tetap menjaga kelestarian sumber daya alam
  • Diversifikasi usaha kebun Rancabali dengan pembangunan kebun teh organik dan memiliki prospek harga yang lebih tinggi
  • Sebagai sarana diseminasi penerapan paket teknologi pengembangan kebun teh organik.

Progress selanjutnya PTPN VIII melalui management Kebun Rancabali melakukan penjajakan input factor dengan BioNusa dengan produk KOMPOTA, PHE, BT-Max, Vertiplus, Biofilla dan Cupprocide dimana produk tersebut sudah terverifikasi organic (Inofice). Selanjutnya Penjajakan dengan asesor  & Konsultan untuk Sertifikasi Control Union (CU) dengan standar sertifikasi Europan Union (EU) & USDA/NOP.

Areal yang digunakan untuk proyek Kebun Teh Organik dibagi menjadi dua yakni Luas Areal 48,83 Ha dengan ketinggian 1900 mdpl dan luas barrier 15,20 Ha dengan total luasan 64,03 ha dengan CH rata-rata 2000 mm/th, Ordo tanah : Andisol, S1 (sangat sesuai).

 

Kekuatan (Strength)

  • Akses lokasi strategis dalam hal pemeliharaan, sumber air, pengawasan, lokasi jauh dari emplasemen
  • Areal bukan endemic OPT
  • Terpisah dari kebun konvensional
  • Sudah banyak ‘pembatas pohon’ sebagai barrier
  • Kandungan Bahan organic dan N-total tinggi
  • Pengolahan teh hitam (CTC dan Orthodox)
  • Tenaga kerja cenderung lebih mudah
  • Variasi klon lebih tinggi (diversifikasi produk)
  • Peluang (Opportunity)
  • Pangsa pasar teh hitam organic (CTC dan orthodox)
  • Dekat rencana pengembangan peternakan sapi (sebagai input bahan organic) seluas 30 ha
  • Peluang pemasaran produk teh organik (dijual di masyarakat sekitar)
  • Eduwisata teh organic

Kelemahan (Weakness)

  • Potensi kontaminasi gas alam disekitar kebun
  • Berdekatan dengan kebun teh konvensional
  • Komposisi klon diminan TRI 2024/2025

Ancaman (Threat)

  • Adanya calon sumber pengeboran gas (gas alam)
  • Adanya potensi lahan Garapan di sekitar kehutanan

Proses pembuatan dan Bahan Baku Input untuk teh Organik perlu terbebas dari kontaminan anorganik sesuai persyaratan sertifikasi, Sehingga dalam demplot ini disarankan lebih aman menggunakan produk yang sudah tersertifikasi organic, seperti sertifikasi INOFICE.

Tahapan dalam pengembangan Kebun Teh Organik untuk areal eksisting meliputi Survey Kondisi Tanah, Sosialisasi Konsultan Pertanian Organik, Pengaturan Komposisi Tanaman Pangkas, Manajemen Pohon Pelindung, Pengendalian gulma mekanis hingga pemetikan.

 

 

 

 

 

 

Share this post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *