Karyawan PTPN VIII Kertamanah siap pertahankan perusahaan dari rongrongan dan penyerobotan lahan

Karyawan PTPN VIII Kertamanah siap pertahankan perusahaan dari rongrongan dan penyerobotan lahan

Elshinta.com – Dengan semangat Proklamasi 17 Agustus, karyawan PTPN VIII Kertamanah siap mempertahankan kondisi perusahaan dari gangguan yang merongrong wilayah PTPN VIII Kertamanah, Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung, Jawa Barat.

Manajer Kebun Kertamanah PTPN VIII Dedi Kusramdani mengatakan, bahwa Kebun Kertamanah merupakan salah satu unit usaha PT Perkebunan Nusantara VIII, dengan jumlah karyawan sebanyak 850 orang dan menghidupi kurang lebih 2.550. “Inilah kehidupan kami, ketika kami akan memulai aktivitas kami sehari-hari,” ujar Dedi kepada Kontributor Elshinta, Titik Mulyana.

Dedi menjelaskan, tanaman teh merupakan salah satu produk yang menunjang terhadap sumber pendapatan Devisa Negara, tanaman teh sebagai sawah ladang yang harus dijaga dan pelihara demi keberlangsungan kehidupan kami dan keluarga yang menjadi salah satu hasil pendapatan besar bagi pertumbuhan perekonomi nasional.

“Dengan adanya prilaku dari pihan pihak yang mengganggu lahan kami hingga dirusak dan dibakar, seperti terjadi beberapa waktu kebelakang, kami sebagai insan karyawan PT Perkebunan Nusantara VIII siap menjaga dan memelihara sampai tetes darah penghabisan walau dengan segala resiko, demi untuk keberlangsungan hidup kami dan keluarga,” tegasnya.

Oleh hal tersebut Dedi mengajak kepada seluruh element terkait di Kertamanah untuk sama sama menjaga lahan keberlangsungan kehidupan kita dan keluarga hingga “Deklarasi karyawan PTPN VIII ketamanah pun bergaung Kami sebagai Karyawan PTPN VIII kertamanah Siap mempertahankan Nasib Perusahaan Salam Juang Perusahaan Sehat Karyawan Sejahtera” .

Sementara itu, Ketua Serikat Pekerja Kebun (SP BUN) Kertamanah Rachmat Kurnia pada Elshinta menyampaikan bahwa kami para pekerja kebun kertamanah yang bergabung dalam serikat pekerja kebun kertamanah berikrar rela berkorban sampai tetes darah penghabisan mempertahankan sawah ladang mata pencaharian dari penjarah, ujarnya.

“Kami sangat memahami bahwa kondisi perusahaan sedang sulit, sehingga jika ada yang merongrong dengan okupasi seperti perusakan tanaman dan penyerobotan lahan, tentunya akan membuat perusahaan lebih sulit dan dampaknya pasti akan terasa kepada kami juga,” pungkas Rachmat.

Share this post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *