Profil Kebun Malabar, Kebun Teh Terbaik PTPN Group

Profil Kebun Malabar, Kebun Teh Terbaik PTPN Group

Perkebunan Malabar merupakan peninggalan dari masa penjajahan Hindia Belanda. Perkebunan ini didirikan pada tahun 1896 oleh Karl Adolf Rodolf Boscha, seorang warga negara Belanda sebagai utusan dari Firma John Peet & Co. Mereka membuka hutan di daerah Malabar, selanjutnya membangun pembangkit listrik tenaga air (PLTA) Cilaki A dan B yang berkekuatan 750 KW dan PLTA Citamaga untuk penerangan perumahan.

KAR Boscha Administratur Perkebunan Malabar yang pertama dari tahun 1896 hingga 1928, setelah beliau wafat kepemimpinan digantikan oleh Ir.RA Kerkhoven (1928 – 1934) dan kemudian digantikan oleh Ermeling (1934–1942). Periode ini dinamakan dengan masa pemerintahan Belanda I, dimana perkebunan Malabar sepenuhnya berada dalam kekuasaan Belanda. Ini berarti seluruh hasil bumi dari Perkebunan Malabar pada waktu itu masuk ke kas negara Belanda.

  • Sejarah Kebun Malabar

Kebun Malabar pernah mengalami kerusakan berat karena kurang pemeliharaan dari pemerintah Jepang, pada tahun 1948 Belanda kembali menguasai Perkebunan Malabar dan mulai mengadakan rehabilitasi kebun teh maupun pabrik. Periode ini dinamakan dengan periode pemerintahan Belanda II, yang dipimpin oleh Van Deer Meer (1945-1948) dan kemudian Brewer (1956-1957).

Kemudia Pemerintah Republik Indonesia mengambil alih Perkebunan Malabar pada tanggal 27 Desember 1957 dengan nama Perkebunan Negara Unit Jawa Barat III (PNU Jabar III) dan sejak saat itu pimpinan perkebunan dipegang oleh bangsa Indonesia.

     

Tahun 1964 PNU Jabar III berubah menjadi Perusahaan Perkebunan Negara Aneka Tanaman (PPN Antan IX), selanjutnya perkebunan ini di reorganisasi kedalam Perusahaan Negara Perkebunan XIII (PNP XIII) tanggal 12 April 1968.

Tahun 1996, Perkebunan Malabar resmi menjadi sebuah perkebunan yang berada dibawah manajemen PTP Nusantara VIII yang merupakan penggabungan dari PTP XI, PTP XII dan PTP XIII.

Lokasi Kebun Malabar PT Perkebunan Nusantara terletak di Kabupaten Bandung lebih tepat nya di Kecamatan Pengalengan dengan topografi datar sampai berbukit di ketinggian 1500-1550 mdpl, Dengan areal konsesi seluas 2.022,11 hektare.

Dibawah pimpinan Manager Kebun Malabar Bapak Ir. Dedi Kusramdani Pabrik The Ortodoks dapat mengolah 50 Ton pucuk the per hari.

“Tentunya apresiasi yg diraih oleh Kebun Malabar dari Holding Perkebunan Nusantara sebagai Kebun Teh Terbaik Semester I 2021 ini merupakan suatu anugerah dan ijin dari Allah SWT. Kami sebagai Tim Kebun Malabar hanya berikhtiar semaksimal mungkin untuk dapat memberikan yang terbaik di semua bagian yaitu Adsi, Tanaman, Pabrik & Teknik.” Ucap Dedi.

Salah satu kunci keberhasilan adalah bagaimana mengkondisikan SDM sehingga dapat memiliki motivasi yang kuat, solid, bekerja sepenuh hati. Karena SDM ini lah yg notabene mengelola sumber daya – sumber daya lainnya untuk menghasilkan kinerja kebun.

Sesuai tagline kebun kami yaitu “MALABAR HEBAT” yg memiliki makna:

5 perilaku insan kebun Malabar:

1). M : otivated (niat = termotivasi)

2). A : ccurately (akurat =zerro mistakes)

3). L : oyalty (loyal pada prinsip hidup)

4). A : Amazing (luar biasa = extra ordinary)

5). *BAR*okah (mencari & mendapatkan ridho Allah)

Sementara untuk mencapai MALABAR harus HEBAT, dimana:

H => Harga pokok terkendali & Harga jual maksimal

E => Earnings (Laba/Pendapatan) maksimal

B => Best (Terbaik) & menjadi Bench Marking bagi kbn² lain

A => Aman lingkungan kerja (teknis & non teknis)

T => Target kuantitas & kualitas tercapai di atas RKAP

Share this post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *